1. Cryptography
Kriptografi, secara umum adalah ilmu dan seni untuk menjaga
kerahasiaan berita. Selain pengertian
tersebut terdapat pula pengertian ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan
aspek
keamanan informasi
seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas data, serta autentikasi data. Tidak semua aspek keamanan informasi ditangani oleh
kriptografi.
Ada empat tujuan mendasar dari ilmu
kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu :
- Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.
- Integritas data, adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.
- Autentikasi, adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
- Non-repudiasi, atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan atau membuat.
Kriptografi merupakan seni dan ilmu
menyembunyikan informasi dari penerima yang tidak berhak. Kata cryptography berasal
dari kata Yunani kryptos (tersembunyi) dan graphein (menulis).
•
Cryptanalysis adalah aksi
untuk memecahkan mekanisme kriptografi dengan cara mendapatkan plaintext atau
kunci dari ciphertext yang digunakan untuk mendapatkan informasi berharga kemudian
mengubah atau memalsukan pesan dengan tujuan untuk menipu penerima yang
sesungguhnya, memecahkan ciphertext.
•
Cryptology adalah ilmu
yang mencakup cryptography dan cryptanalysis.
•
Encryption adalah
transformasi data kedalam bentuk yang tidak dapat terbaca tanpa sebuah kunci
tertentu. Tujuannya adalah untuk meyakinkan privasi dengan menyembunyikan
informasi dari orang-orang yang tidak ditujukan, bahkan mereka mereka yang
memiliki akses ke data terenkripsi. Dekripsi
merupakan
kebalikan dari enkripsi, yaitu transformasi data terenkripsi kembali ke
bentuknya semula.
Enkripsi dan dekripsi pada umumnya
membutuhkan penggunaan sejumlah informasi rahasia, disebut sebagai kunci. Untuk
beberapa mekanisme enkripsi, kunci yang sama digunakan baik untuk enkripsi dan
dekripsi; untuk mekanisme yang lain, kunci yang digunakan untuk enkripsi dan
dekripsi berbeda. Dua tipe dasar dari teknologi kriptografi adalah symmetric
key (secret/private key) cryptography dan asymmetric (public key) cryptography.
Pada symmetric key cryptography, baik pengirim maupun penerima memiliki kunci
rahasia yang umum. Pada asymmetric key cryptography, pengirim dan penerima
masingmasing berbagi kunci publik dan privat.
Kriptografi saat ini lebih dari
enkripsi dan dekripsi saja. Otentikasi menjadi bagian dari kehidupan kita sama
seperti privasi. Kita menggunakan otentikasi dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai contoh saat kita menandatangani sejumlah dokumen dan saat kita
berpindah ke dunia dimana keputusan dan persetujuan kita dikomunikasikan secara
elektronis, kita membutuhkan teknik-teknik untuk otentikasi. Kriptografi
menyediakan mekanisme untuk prosedur semacam itu. Digital signature (tanda
tangan digital) mengikat dokumen dengan kepemilikan kunci tertentu, sedangkan digital
timestamp mengikat dokumen dengan pembuatnya pada saat tertentu.
2. Searching
Algoritma pencarian (searching
algorithm) adalah algoritma yang menerima sebuah argumen
kunci dan dengan langkah-langkah tertentu akan mencari rekaman dengan kunci
tersebut. Setelah proses pencarian dilaksanakan, akan diperoleh salah satu dari
dua kemungkinan, yaitu data yang dicari ditemukan (successful)
atau tidak ditemukan (unsuccessful).
Metode pencarian data dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu pencarian internal (internal
searching) dan pencarian
eksternal (external
searching). Pada pencarian internal,
semua rekaman yang diketahui berada dalam pengingat komputer sedangakan
pada pencarian eksternal, tidak semua rekaman yang
diketahui berada dalam pengingat komputer,
tetapi ada sejumlah rekaman yang tersimpan dalam penyimpan luar misalnya
pita atau cakram magnetis.
Selain itu metode pencarian data juga dapat
dikelompokka menjadi pencarian statis (static
searching) dan pencarian
dinamis (dynamic
searching). Pada pencarian statis,
banyaknya rekaman yang diketahui dianggap tetap, pada pencarian dinamis,
banyaknya rekaman yang diketahui bisa berubah-ubah
yang disebabkan oleh penambahan atau
penghapusan suatu rekaman.
Ada dua macam teknik pencarian yaitu pencarian
sekuensial dan pencarian biner. Perbedaan dari dua teknik ini terletak pada
keadaan data. Pencarian sekuensial digunakan apabila data dalam keadaan acak
atau tidak terurut. Sebaliknya, pencarian biner digunakan pada data yang sudah
dalam keadaan urut.
Kesimpulan
:
1.
Algoritma pencarian berurutan digunakan untuk mencari data pada sekumpulan data
atau rekaman yang masih acak
2.
Algoritma pencarian biner digunakan untuk mencari data pada sekumpulan data
atau rekaman yang sudah dalam keadaan
terurut.
3. Factorising
Multiplying two prime numbers together is a very
simple process. Factorising the result back into its two primes, however, is
currently still a very time consuming process on classical computers. This
result is the basis of the well known cryptographic algorithm RSA. It has been
suggested that quantum computers, if ever built, will have the power to reverse
this result and to be able to factorise numbers in a shorter time than it would
take to multiply them together in the first place, hence making RSA obsolete.
Saat ini, pemfaktoran (factoring) sebuah bilangan
besar masih terlalu sulit bagi komputer konvensional meskipun begitu mudah
untuk diverifikasi. Itulah sebabnya pemfaktoran bilangan besar ini banyak
digunakan dalam metode kriptografi untuk melindungi data.
Sebuah komputer kuantum mendapatkan kemampuannya
dengan memanfaatkan sifat-sifat kuantum tertentu dari atom ataupun nukleus yang
memungkinkan mereka bekerja bersama sebagai suatu bit kuantum, atau
"qubit", yang berfungsi sebagai prosesor sekaligus sebagai memori
pada waktu yang sama. Dengan mengarahkan interaksi-interaksi di
antara qubit-qubit, sementara mereka terus diisolasikan dari lingkungan
eksternal. Para ilmuwan berhasil membuat sebuah komputer kuantum menjalankan
kalkulasi-kalkulasi tertentu, seperti pemfaktoran, dengan kecepatan yang secara
eksponensial lebih tinggi dibandingkan komputer konvensional. Bila kita
menggunakan komputer konvensional untuk melakukan pemfaktoran bilangan-bilangan
besar, setiap penambahan digit akan melipatduakan waktu yang dibutuhkan untuk
menemukan faktor-faktornya. Sebaliknya, waktu untuk melakukan pemfaktoran
dengan menggunakan komputer kuantum hanya akan bertambah panjang secara konstan
bila sebuah digit ditambahkan ke bilangan yang akan difaktorkan tersebut.
Multiplying two prime numbers together is a very
simple process. Factorising the result back into its two primes, however, is
currently still a very time consuming process on classical computers. This
result is the basis of the well known cryptographic algorithm RSA. It has been
suggested that quantum computers, if ever built, will have the power to reverse
this result and to be able to factorise numbers in a shorter time than it would
take to multiply them together in the first place, hence making RSA obsolete.
4. Simulating
Pada tahun 1982, Feynman menduga bahwa komputer
kuantum akan mampu mensimulasikan sistem kuantum mekanik dengan tingkat yang
jauh lebih besar akurasi daripada yang mungkin dengan komputer klasik . Hal ini
berspekulasi bahwa komputer kuantum dengan beberapa puluhan bit kuantum dapat
melakukan simulasi yang akan mengambil jumlah yang tidak layak waktu pada
komputer klasik. Hal ini disebabkan penggunaan waktu komputer dan memori tumbuh
sebagai suatu fungsi eksponensial dari ukuran dari sistem kuantum yang
bersangkutan.
Pada komputer klasik, dinamika sistem kuantum
dapat menggunakan pendekatan simulasi. Sebuah komputer kuantum Namun, dapat
"diprogram" untuk mensimulasikan perilaku sistem dengan mendorong
interaksi antara variabel-nya. Ini meniru karakteristik dari sistem yang
bersangkutan. Sebuah komputer kuantum akan, misalnya, memungkinkan
"Hubbard Model" (yang menggambarkan pergerakan elektron dalam kristal
a) untuk disimulasikan, tugas yang berada di luar lingkup komputer konvensional
saat ini.
Conclusion of Quantum
Computer :
With classical computers gradually approaching
their limit, the quantum computer promises to deliver a new level of
computational power. With them comes a whole new theory of computation that
incorporates the strange effects of quantum mechanics and considers every
physical object to be some kind of quantum computer. A quantum computer thus
has the theoretical capability of simulating any finite physical system and may
even hold the key to creating an artificially intelligent computer.
The quantum computers power to perform
calculations across a multitude of parallel universes gives it the ability to
quickly perform tasks that classical computers will never be able to
practically achieve. This power can only be unleashed with the correct type of
algorithm, a type of algorithm that is extremely difficult to formulate. Some
algorithms have already been invented; they are proving to have huge
implications on the world of cryptography. This is because they enable the most
commonly used cryptography techniques to be broken in a matter of seconds.
Ironically, a spin off of quantum computing, quantum communication allows
information to be sent without eavesdroppers listening undetected.
For now at least, the world of cryptography is
safe because the quantum computer is proving to be vary difficult to implement.
The very thing that makes them powerful, their reliance on quantum mechanics,
also makes them extremely fragile. The most successful experiments only being
able to add one and one together. Nobody can tell if the problems being
experienced by researchers can be overcome, some like Dr. Gershenfield are
hopeful that they can whilst others believe that the quantum computer will
always be to fragile to be practical.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kriptografi
kambing.ui.ac.id/bebas/v06/.../124P-04-final2.0-Cryptography.pdf
lecturer.eepis-its.edu/~entin/.../Data%20Structure%20-%20Bab%208.pdf
http://prakom.bps.go.id/?page=3&tgl=200803011948
www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_97/journal/vol4/spb3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar